13.11.08

Gowok / Eugenia polycephala

Pernah lihat buah gowok yang besarnya seukuran telor ayam? K.Heyne (1987) pernah mendapatkan laporan dari tuan De Bie (saya ngak tahu ini siapa, sepertinya teman dari K.Heyne) bahwa di Yogyakarta terdapat pohon gowok dengan daging buah yang manis dan ukurannya sebesar telur ayam. Wah….beusar sekali ya….
Apakah buah yang terkenal itu terdapat di daerah GOWOK? Daerah GOWOK ini terdapat di antara pertigaan Janti dan pertigaan UIN (Universitas Islam Negri), tepatnya di sebelah utara mall Ambarukmo Plaza.


Saya tidak yakin kalau daerah sekitar Amborukmo Plaza ini punya ketinggian antara 1000 – 1800 meter diatas permukaan laut, karena rumah mbah Maridjan aja ada di ketinggian 900an mdpl.. Tapi kenapa K.Heyne mencatat kalau pohon Gowok tumbuh liar di jawa pada rentang ketinggian ini ya? Sepertinya pohon Gowok telah didomestikasi menjadi tanaman buah yang digemari karena sekitar tahun 1980an, setiap musim kemarau, buah ini banyak dijajakan. Jangan tanya kalau sekarang. Yang ada di toko-toko buah hanya buah-buah impor, yang sebenarnya adalah buah-buah sisa yang dijual ke negara kita yang selalu saja dianggap miskin sehingga hanya mampu membeli buah-buahan sisa. Kurang ajar!Ayo makan buah yang kita punya aja….termasuk Gowok tentunya ! yuukkkkk………

27.10.08

Randu alas / Bombax malabaricum / Gossampinus heptaphylla

Mbah-mbah kita, jaman dulu, menandai musim dengan mengamati perilaku sesama makhluk hidup disekitarnya. Di Jawa, kemampuan ini diperoleh dengan mempelajari “ilmu titen”. Pohon Randu alas merupakan salah satu jenis pohon yang dapat digunakan sebagai penanda musim. Selain mudah terlihat dari tempat yang jauh, karena dapat mencapai tinggi 45 meter dengan diameter batang sampai 4 meter, pohon yang hidup dibawah 900 meter diatas permukaan laut ini sangat sensitif terhadap perubahan musim.
Manfaat ini juga yang mungkin membuat pohon ini kemudian dikeramatkan, diberi sesajian, dianggap ada "penunggunya" dan dilarang ditebang. Sayang karena kekurang-fahamannya, generasi berikutnya menganggap hal ini sebagai musyrik. Akibatnya, banyak pohon randu alas yang kemudian ditebang...sayang sekali !



Menurut Pak Baskoro (dosen Biologi di Universitas Diponegoro), “kalau pohon Randu alas mulai menggugurkan daunnya, berarti kita akan mulai memasuki musim kemarau. Saat pohon Randu alas berbunga, berarti kita sudah berada di puncak musim kemarau dan saat pohon Randu alas mulai bersemi dengan hadirnya tunas-tunas daun baru, berarti kita akan mulai memasuki musim penghujan”. Logikanya? Menurut whitten dkk. (1999) perilaku menggugurkan daun kemungkinan berkaitan dengan naik-turunnya permukaan air tanah akibat hujan. Saat musim kemarau akan datang, permukaan air tanah mulai turun sehingga pohon Randu alas juga menurunkan evapotranspirasinya dengan menggugurkan daun-daunnya.
Seiring dengan hadirnya ilmu baru, kini kita mengetahui bahwa pergantian musim penghujan dan musim kemarau dipengaruhi oleh pergerakan semu matahari tahunan dan angin monsun. Pengetahuan ini mengajarkan kepada kita bahwa musim hujan akan terjadi di Indonesia antara bulan November hingga mei dan musim kemarau antara bulan juni sampai oktober. Tapi menurut saya, ini hanya berlaku untuk wilayah indonesia bagian barat. Sepertinya lama musim penghujan akan semakin pendek di Indonesia bagian tengah dan timur. Hal ini sesuai dengan arah datangnya angin munson barat dan angin munson timur.
Terperangkapnya radiasi sinar matahari di dalam atmosfer bumi akibat akumulasi “gas rumah kaca” atau yang sekarang sudah sangat terkenal dengan sebutan pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan merupakan salah satu bentuk perubahan iklim. Dampak perubahan pola curah hujan dapat membuat krisis pangan dunia. Berbagai tanaman pertanian yang ditanam di awal bulan november, dapat serta-merta mati karena ternyata hujan yang seharusnya datang, ternyata tidak kunjung datang.
Bagaimana dengan pohon Randu alas? Apakah dia mampu beradaptasi dengan perubahan iklim? Apakah perilaku menggugurkan daunnya dapat terus menjadi pertanda akan datangnya musim kemarau? Atau jangan-jangan perilakunya akan dapat menjadi petunjuk pola perubahan iklim yang baru? Mungkin pohon Randu alas akan dapat lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan iklim ketimbang kita. Nah…untuk mengetahuinya, mulai sekarang mari mulai mengamati perilaku pohon Randu alas yang masih ada di sekitar kita…siapa tahu pohon randu alas akan menjadi "petunjuk" bagi kita dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim global.....bagaimana mungkin? ngak nggombal lho !!


18.10.08

Soga / Peltophorum pterocarpum

Pohon yang indah dengan bunga yang berbau harum, demikian K.Heyne (1987) melukiskannya. Alasan serupa bisa jadi dimiliki pembangun kota semarang yang memilih jenis ini untuk ditanam di sepanjang jalan menuju simpang lima. Semoga pilihan ini dapat dipertahankan oleh pemerintah kota semarang dengan terus menyulam pohon-pohon yang telah tua.
Soga baik ditanam pada ketinggian kurang dari 100 meter diatas permukaan laut. Banyak lahan terbuka di kota semarang yang masih dipenuhi oleh alang-alang. Menanam Soga pada lahan itu, akan membantu membunuh alang-alang.


Pohon Soga di jalan Ahmad Yani, Kota Semarang


Pohon Soga dekat Masjid Baiturahman di Jalan Pandanaran, Kota Semarang


Bunga, Buah, Daun, dan Batang Pohon Soga
sedikit tambahan info tentang Soga :

10.10.08

Janti / Sesbania sesban


Pertigaan JANTI mungkin menjadi amat dikenal karena merupakan tempat transit penglaju (commuter) dari Solo, Klaten, dan sekitarnya yang bekerja ataupun kuliah di Jogja. Janti ternyata juga nama satu jenis pohon. Menurut K.Heyne (1987) orang Sunda menamai pohon ini Jayanti, sementara, selain Janti, orang Jawa juga ada yang menyebutnya dengan Giyanti dan Kelor wana.
K.Heyne juga mencatat bahwa Janti hanya ditemukan sebagai tanaman di pekarangan dan pematang sawah (mungkin untuk pakan ternak), tidak ditemukan hidup secara liar di Jawa. Beberapa publikasi mencatat bahwa asal usul Janti memang tidak diketahui dengan jelas.
Trimakasih pada kerjasama yayasan kehati dan prosea yang telah menyajikan informasi tentang janti dalam bahasa indonesia. Kalau ada yang mau membaca versi bahasa inggris.
Informasi lain yang dapat cepat disajikan oleh mbah Google adalah tentang manfaatnya sebagai obat. Informasi dari iptek ini lebih lengkap bahkan ada kawan blogger yang sepertinya telah berbaik hati menterjemahkannya dalam bahasa inggris, ada juga yang menuliskan ulang dalam blognya. Informasi lain yang sangat mirip, bahkan tidak dilengkapi dengan informasi cara pengolahan bagian-bagian dari Janti sebagai obat.


Apakah ada yang punya pertanyaan sama dengan saya? kenapa daerah ini dinamai JANTI? Apakah karena dulu banyak pohon Janti yang ditanam di daerah ini? Siapa yang menanam? Apakah sekarang masih ada pohon Janti di daerah JANTI? Mungkinkah menanam kembali satu-dua pohon ini sebagai “tetenger” bahwa pohon ini adalah nama daerah ini?

26.9.08

Manggis / Garcinia mangostana

Aku juga suka manggis. suka banget malah. lagi pernah di pasar liat manggis. udah keburu seneng meluap-luap. beli beberapa biji. aku tungguin dengan sabar sampai matangnya pas (kira-kira). wadooh! enak sekali. habis itu ke pasar lagi, looh kok udah habis. sebel! kok musimnya pendek sekali sih?! Demikian penggalan email dari seorang kawan di Jakarta.
Sebenarnya saya pengen bilang, “biar ngak kecewa makanlah hanya yang kamu tanam sendiri !” tapi kalimat ini saya hapus kembali setelah membaca bahwa menanam manggis bisa jauh lebih membuat frustasi. Bayangin aja, sudah menunggu tujuh tahun, tapi ternyata pohon yang digadang-gadang tak pernah berbuah. Jauh lebih kecewa kan?!.
Meski buah manggis sungguh pantas disebut sebagai ratu buah tropis, tapi pohon manggis terkenal tidak mudah dibudidayakan. Mungkin karena manggis merupakan persilangan dari dua leluhurnya, yaitu Garcinia hombroniana dan Garcinia malaccensis (verheij, 1992). Menurut saya, ini yang bikin manggis layak jadi ratu buah tropis. Manggis tak mudah ditaklukkan oleh manusia. Ketika banyak jenis buah-buahan lain sudah diperkosa, dijadikan berbagai varietas baru oleh manusia, manggis tampil konvesional. Sampai saat ini manggis baru bisa dibiakkan dengan bijinya.
Bibit manggis siap tanam dengan tinggi 60 cm. baru bisa didapat pada umur 2 tahun di kebun bibit yang baik. Manggis paling baik ditanam diantara berbagai tanaman lain yang sudah besar sehingga bibit yang ditanam tidak terkena sinar matahari siang secara langsung. Setelah berumur lebih dari 4 tahun, naungan sedikit demi sedikit dapat dikurangi. Menjaga lingkungan tempat tumbuh tetap lembab dengan penyiraman dan penambahan pupuk dari hijauan daun atau pupuk kandang akan meningkatkan prosentase kemungkinan berbuah.
Jika pohon manggis yang kita tanam dapat berbuah maka kerja keras itu akan terbayar dengan kenikmatan yang tak tertandingi. Bahkan orang sakit-pun masih bisa merasakan enaknya buah manggis. Pohon manggis yang berbuah di kebun belakang rumah cukup menjadi bukti bahwa pemilik rumah itu adalah orang yang ulet dan suka bekerja keras.

12.9.08

Dadap / Erythrina lithosperma

Kalau lagi jalan-jalan ke lereng selatan G.Merapi, pohon Dadap selalu menjadi tujuan untuk bisa melihat burung. Pohon Dadap selalu menjadi rebutan banyak jenis burung, mulai dari Betet (Psittacula alexandri), Caladi ulam (Dendrocopos macei), dan Takur tohtor (Megalaima armillaris) yang menjadikan batangnya sebagai tempat bersarang. Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Kepudang (Oriolus chinensis), berbagai jenis burung madu, dan hampir semua burung pemakan serangga dan nektar akan berebut makanan di pohon dadap yang sedang berbunga. Sementara itu Perling kecil (Aplonis minor) sering beristirahat dalam kelompok besar di pohon Dadap.

Banyak yang menolak pohon Dadap karena berduri, padahal ada juga yang tidak berduri terutama yang umum dibudidayakan dengan stek. Orang jawa menyebutnya Dadap Srep, sementara orang Sunda menyebutnya Dadap lesang dan orang madura menyebutnya Dhadhak menyak (Heyne, K.,1987). Kecuali jika kita membutuhkannya untuk pagar kebun, ditanam bersama Secang dan Salak, maka varietas yang berduri atau yang berduri sebagian tentu menjadi pilihan tepat.

Sedoyo penyakit manthun kanthi Dadap srep mas”, begitu seorang nenek menjelaskan alasannya menanam pohon Dadap srep di depan rumahnya di salah satu sudut di sebuah desa di Sleman-Yogyakarta. Memang khasiat daun dan kulit pohon Dadap Srep sebagai obat telah banyak di kenal, diantaranya untuk obat demam, obat mata, dan untuk menggiatkan keluarnya air susu ibu (Heyne, K., 1987). Selain itu, daun Dadap juga digemari oleh ternak karena kandungan proteinnya yang tinggi. Guguran daun menyuburkan tanah dan kerimbunan daunnya menekan pertumbuhan gulma sehingga sangat baik digunakan sebagai perindang di kebun teh. Tetapi jangan sampai tertukar dengan jenis Dadap laut / dadap ayam (Erythrina variegata) yang mampu hidup dari tepi pantai yang masih dapat dicapai oleh ombak sampai ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut (mdpl) dan meranggas saat musim kemarau. Dadap srep hidup pada ketinggian antara 300 mdpl. – 1500 mdpl., terutama pada tanah pasir dan tanah lempung aluvial (Heyne, K., 1987).

foto Dadap Srep
Manfaat Dadap srep untuk pengobatan terutama khasiat daun dan kullit


manfaat Dadap ayam (Erythrina variegata) yang lain
1. warintek
2. asiamaya

info tambahan tentang Dadap dari WAF

5.9.08

Cendana / Santalum album / Sandalwood

Mungkin satu-satunya pohon parasit yang berharga sangat mahal adalah Cendana. Kayu Cendana tidak dijual dalam meter persegi seperti kebanyakan kayu, tapi dalam kilogram seperti beras atau gula. Cendana sangat baik ditanam di lahan kritis seperti daerah-daerah berbatu kapur (karst). Dengan pengetahuan ini mestinya tidak perlu ada masyarakat miskin di daerah Gunung Kidul, Pacitan, Wonogiri, Kulonprogo bagian utara, dan daerah karst lain yang banyak terdapat di Indonesia. Menanam Cendana memang tidak semudah membudidayakan anggrek, tapi juga tidak sesulit membudidayakan benalu teh (Scurulla atropurpurea).
Berikut link tentang cendana :
1. Pengetahuan dasar tentang cendana
a. Dari bule’k wiki
b. CD mencerdaskan bangsa seri 2
c. Worldagroforestrycentre
2. Ingin menanam cendana ?
3. Beberapa penelitian tentang cendana
a. LIPI – Kultur ruas tanaman muda cendana
b. Deptan – Embriogenesis somatik langsung pada tanaman cendana
c. Dephut - Litbang pemuliaan cendana
4. Standar Nasional Indonesia tentang kayu cendana


4.9.08

Timoho / Kleinhovia hospita



Jalan timoho yang membujur arah utara-selatan dari pertigaan kampus Universitas Islam Negri di Jalan solo sampai perempatan Balaikota Kotamadya Yogyakarta memang berada di daerah Timoho. Meski berderet pohon menghiasi jalan Timoho, namun tidak ada jenis pohon timoho. Saya pernah bertanya pada beberapa siswa di salah satu SMU ternama yang berada tidak jauh dari jalan Timoho, “dimana ada pohon Timoho di sekitar sini?” Jawabannya mengejutkan, “Timoho itu nama pohon ya mas?”. Oo…pikir saya….ya sudahlah…ditanyain kok malah balik tanya….
Untuk kawan-kawan yang tinggal di daerah timoho, kalau mau lihat foto pohon timoho silahkan lihat disini. Sayang tidak ada keterangan lokasi pemotretan pohon ini. Jika dilihat dari pemagaran yang dilakukan, sangat mungkin pohon timoho ini dikeramatkan, seperti juga yang tejadi di daerah Jenar Kidul, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworedjo dan di Dusun Dukuhan XIII, Desa Sendang Agung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman.
Kayu timoho dikenal sebagai salah satu bahan pembuat warangka keris atau tombak. Bahkan ada beberapa motif yang dianggap membawa tuah tertentu bagi pemiliknya.


Nama Timoho adalah warisan leluhur yang kemungkinan besar diberikan karena dahulu di daerah ini banyak ditemukan pohon Timoho. Alangkah baik, jika Timoho menjadi salah satu jenis pohon yang digunakan untuk menghijaukan daerah ini. Paling tidak pertanyaan anak-anak kita, seperti yang pernah dilontarkan kepada saya tidak akan terulang….

29.8.08

Lerak / Sapindus rarak / Sapindus mukorossi / Dittelasma rarak


Kain batik telah mendunia tapi tidak bahan pencucinya. Buah lerak yang telah dikeringkan, kemudian ditumbuk halus dan dicampur dengan air hangat, digunakan untuk merendam kain batik selama satu malam. Pencucian kain batik dengan ekstrak buah lerak ini akan mempertahankan kualitas kain batik.
Popularitas lerak sebagai buah pencuci kain batik sepertinya telah tergeser oleh pencucian “dry cleaing”. Mirota Batik masih menjual buah lerak kering, tapi dimanakah kini kita bisa menemukan pohon lerak ? Pohon yang oleh orang sunda disebut pohon Rerek ini telah terlupakan . . .padahal selain bisa untuk mencuci batik, pohon ini juga punya banyak manfaat lain....ngak hanya untuk obat, insektisida organik, lerak ternyata berpotensi menyelamatkan bumi dari pemanasan global ! Ha....? masak sich ? bagaimana mungkin ?
baca ini :
Emisi gas rumah kaca terbesar ternyata disebabkan oleh industri peternakan. Selain karbondioksida (CO2), industri peternakan-khususnya peternakan ruminansia, juga melepaskan gas metana. nah...metana ini 23 kali lebih berbahaya dari CO2. Stop di titik ini ! karena di titik inilah buah lerak dapat menyelamatkan bumi dari pemanasan global. critanya gini : Menurut penelitian Balai Penelitian dan Pengembangan Peternakan (email: balitnak.litbang@deptan.go.id) saponin (ini merupakan nama senyawa utama yang terdapat dalam buah lerak) sangat efektif dalam menekan produksi gas metana dalam rumen ternak ruminansia. Hebat kan ? kalo ngak percaya baca ini juga ini. jadi jangan lupakan lerak ya....,eit... hampir lupa, kalau kotoran ternak sapi sudah dimanfaatkan oleh peternak untuk biogas, tentu manfaat lerak yang ini harus dilupakan (sedih deh....). tapi kenapa ?! sabar....ini masih kemungkinan saja, belum ada penelitiannya. Hanya hipotesa saja bahwa gas yang dihasilkan dari kotoran ruminansia mungkin akan menurun jika pakan ternak dicampur dengan saponin dari lerak karena sumber utama biogas itu kan gas metana juga. Ayo teliti terus si lerak ini agar tak terlupakan....

27.8.08

Talok / Kersen / Cerri / Muntingia calabura

Ketika pagi mulai datang, buahnya akan jadi sarapan burung Cabe Jawa (Dicaeum trochileum). Kadang juga Kutilang (Pycnonotus aurigaster) , Trocokan (Pycnonotus goiavier), bahkan Punai gading (Treron vernans) ikut nimbrung saat makan sore. Kalau malam, giliran temen-temennya BATMAN, si kelelawar buah, atau ada juga yang nyebut "The flying mammals" menyantap buahnya. Selain karena buahnya, si Talok juga disukai burung-burung pemakan serangga karena sering di datangi lebah dan kupu-kupu saat berbunga.

Pohon yang mudah tumbuh, mulai dari lahan yang tandus, diantara reruntuhan bangunan bahkan menempel pada dinding tembok yang retak dan sedikit lembab serta jarang dibersihkan. Kemampuan tumbuhnya hampir sama dengan beringin. Sepertinya karena sama-sama jenis pioneer, yaitu jenis-jenis pohon yang mampu hidup pada tanah dengan kandungan hara minimal. Bedanya, si Talok ini "evergreen" sedang beringin selalu menggugurkan daunnya pada musim kemarau.

Bagus ditanam sebagai pagar rumah. Selain karena batangnya mudah dibentuk dengan teknik
Arborsculpture, daunnya yang berbulu lembut sangat efektif menjerap debu dan timbal pencemar udara.

Daun dan kulit batangnya bisa dimanfaatkan sebagai obat (batuk dan diabetes) termasuk kita makan buahnya, tapi lebih baik menggunakan pohon yang ditanam di kebun, bukan yang berada di tepi jalan.

Informasi yang lebih lengkap bisa diakses di :
1. Bule'k wiki
2. Database WAF-Prosea
3. Database Sungaei Buloh NP