Manfaat ini juga yang mungkin membuat pohon ini kemudian dikeramatkan, diberi sesajian, dianggap ada "penunggunya" dan dilarang ditebang. Sayang karena kekurang-fahamannya, generasi berikutnya menganggap hal ini sebagai musyrik. Akibatnya, banyak pohon randu alas yang kemudian ditebang...sayang sekali !

Menurut Pak Baskoro (dosen Biologi di Universitas Diponegoro), “kalau pohon Randu alas mulai menggugurkan daunnya, berarti kita akan mulai memasuki musim kemarau. Saat pohon Randu alas berbunga, berarti kita sudah berada di puncak musim kemarau dan saat pohon Randu alas mulai bersemi dengan hadirnya tunas-tunas daun baru, berarti kita akan mulai memasuki musim penghujan”. Logikanya? Menurut whitten dkk. (1999) perilaku menggugurkan daun kemungkinan berkaitan dengan naik-turunnya permukaan air tanah akibat hujan. Saat musim kemarau akan datang, permukaan air tanah mulai turun sehingga pohon Randu alas juga menurunkan evapotranspirasinya dengan menggugurkan daun-daunnya.
Seiring dengan hadirnya ilmu baru, kini kita mengetahui bahwa pergantian musim penghujan dan musim kemarau dipengaruhi oleh pergerakan semu matahari tahunan dan angin monsun. Pengetahuan ini mengajarkan kepada kita bahwa musim hujan akan terjadi di Indonesia antara bulan November hingga mei dan musim kemarau antara bulan juni sampai oktober. Tapi menurut saya, ini hanya berlaku untuk wilayah indonesia bagian barat. Sepertinya lama musim penghujan akan semakin pendek di Indonesia bagian tengah dan timur. Hal ini sesuai dengan arah datangnya angin munson barat dan angin munson timur.
Terperangkapnya radiasi sinar matahari di dalam atmosfer bumi akibat akumulasi “gas rumah kaca” atau yang sekarang sudah sangat terkenal dengan sebutan pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan merupakan salah satu bentuk perubahan iklim. Dampak perubahan pola curah hujan dapat membuat krisis pangan dunia. Berbagai tanaman pertanian yang ditanam di awal bulan november, dapat serta-merta mati karena ternyata hujan yang seharusnya datang, ternyata tidak kunjung datang.
Bagaimana dengan pohon Randu alas? Apakah dia mampu beradaptasi dengan perubahan iklim? Apakah perilaku menggugurkan daunnya dapat terus menjadi pertanda akan datangnya musim kemarau? Atau jangan-jangan perilakunya akan dapat menjadi petunjuk pola perubahan iklim yang baru? Mungkin pohon Randu alas akan dapat lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan iklim ketimbang kita. Nah…untuk mengetahuinya, mulai sekarang mari mulai mengamati perilaku pohon Randu alas yang masih ada di sekitar kita…siapa tahu pohon randu alas akan menjadi "petunjuk" bagi kita dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim global.....bagaimana mungkin? ngak nggombal lho !!
