29.8.08

Lerak / Sapindus rarak / Sapindus mukorossi / Dittelasma rarak


Kain batik telah mendunia tapi tidak bahan pencucinya. Buah lerak yang telah dikeringkan, kemudian ditumbuk halus dan dicampur dengan air hangat, digunakan untuk merendam kain batik selama satu malam. Pencucian kain batik dengan ekstrak buah lerak ini akan mempertahankan kualitas kain batik.
Popularitas lerak sebagai buah pencuci kain batik sepertinya telah tergeser oleh pencucian “dry cleaing”. Mirota Batik masih menjual buah lerak kering, tapi dimanakah kini kita bisa menemukan pohon lerak ? Pohon yang oleh orang sunda disebut pohon Rerek ini telah terlupakan . . .padahal selain bisa untuk mencuci batik, pohon ini juga punya banyak manfaat lain....ngak hanya untuk obat, insektisida organik, lerak ternyata berpotensi menyelamatkan bumi dari pemanasan global ! Ha....? masak sich ? bagaimana mungkin ?
baca ini :
Emisi gas rumah kaca terbesar ternyata disebabkan oleh industri peternakan. Selain karbondioksida (CO2), industri peternakan-khususnya peternakan ruminansia, juga melepaskan gas metana. nah...metana ini 23 kali lebih berbahaya dari CO2. Stop di titik ini ! karena di titik inilah buah lerak dapat menyelamatkan bumi dari pemanasan global. critanya gini : Menurut penelitian Balai Penelitian dan Pengembangan Peternakan (email: balitnak.litbang@deptan.go.id) saponin (ini merupakan nama senyawa utama yang terdapat dalam buah lerak) sangat efektif dalam menekan produksi gas metana dalam rumen ternak ruminansia. Hebat kan ? kalo ngak percaya baca ini juga ini. jadi jangan lupakan lerak ya....,eit... hampir lupa, kalau kotoran ternak sapi sudah dimanfaatkan oleh peternak untuk biogas, tentu manfaat lerak yang ini harus dilupakan (sedih deh....). tapi kenapa ?! sabar....ini masih kemungkinan saja, belum ada penelitiannya. Hanya hipotesa saja bahwa gas yang dihasilkan dari kotoran ruminansia mungkin akan menurun jika pakan ternak dicampur dengan saponin dari lerak karena sumber utama biogas itu kan gas metana juga. Ayo teliti terus si lerak ini agar tak terlupakan....

27.8.08

Talok / Kersen / Cerri / Muntingia calabura

Ketika pagi mulai datang, buahnya akan jadi sarapan burung Cabe Jawa (Dicaeum trochileum). Kadang juga Kutilang (Pycnonotus aurigaster) , Trocokan (Pycnonotus goiavier), bahkan Punai gading (Treron vernans) ikut nimbrung saat makan sore. Kalau malam, giliran temen-temennya BATMAN, si kelelawar buah, atau ada juga yang nyebut "The flying mammals" menyantap buahnya. Selain karena buahnya, si Talok juga disukai burung-burung pemakan serangga karena sering di datangi lebah dan kupu-kupu saat berbunga.

Pohon yang mudah tumbuh, mulai dari lahan yang tandus, diantara reruntuhan bangunan bahkan menempel pada dinding tembok yang retak dan sedikit lembab serta jarang dibersihkan. Kemampuan tumbuhnya hampir sama dengan beringin. Sepertinya karena sama-sama jenis pioneer, yaitu jenis-jenis pohon yang mampu hidup pada tanah dengan kandungan hara minimal. Bedanya, si Talok ini "evergreen" sedang beringin selalu menggugurkan daunnya pada musim kemarau.

Bagus ditanam sebagai pagar rumah. Selain karena batangnya mudah dibentuk dengan teknik
Arborsculpture, daunnya yang berbulu lembut sangat efektif menjerap debu dan timbal pencemar udara.

Daun dan kulit batangnya bisa dimanfaatkan sebagai obat (batuk dan diabetes) termasuk kita makan buahnya, tapi lebih baik menggunakan pohon yang ditanam di kebun, bukan yang berada di tepi jalan.

Informasi yang lebih lengkap bisa diakses di :
1. Bule'k wiki
2. Database WAF-Prosea
3. Database Sungaei Buloh NP